Merekrut karyawan baru adalah tugas bagi seorang HR. Hal tersebut bukanlah hal yang mudah karena harus berdasarkan pertimbangan pada beberapa hal, seperti skill dan kepribadian karyawan. Selain hal itu, ada hal-hal lain yang juga penting diperhatikan ketika melakukan screening karyawan, seperti latar belakang riwayat kriminal atau reputasinya di perusahaan sebelumnya. Merekrut karyawan yang kurang tepat tak hanya dapat menurunkan produktivitas perusahaan, tapi juga bisa menimbulkan kerugian lainnya untuk ke depannya.
-
Alasan Pentingnya Screening Calon Karyawan
Ada sebuah frase yang mengatakan bahwa kejahatan tak hanya terjadi karena niat pelakunya, tapi juga karena ada kesempatan. Oleh sebab itu, ketika akan merekrut karyawan, Anda sebagai HRD sebaiknya tak hanya melihat dari prestasi pekerjaan atau di mana ia bekerja sebelumnya, tapi tanyakan juga kenapa ia berhenti dari perusahaan lamanya. Apakah ia diberhentikan karena sangsi tertentu atau karena keinginannya sendiri. Dari situ, Anda bisa tahu kondisi calon karyawan. Karyawan yang pernah melakukan tindak kejahatan di tempat kerja sebelumnya, tak menutup kemungkinan ia akan mengulanginya lagi ketika sudah diterima di perusahaan Anda.
Tindak kejahatan yang dilakukan bisa beragam. Misalnya, menggelapkan uang perusahaan sehingga hal ini bisa merugikan perusahaan Anda kelak. Tak hanya terbatas pada bidang kriminal, reputasi yang buruk juga bisa terjadi pada pekerjaannya. Orang yang kurang cekatan dalam bekerja maupun ceroboh juga bisa memberikan kerugian pada perusahaan. Tak hanya dari segi finansial, tapi juga reputasi perusahaan. Jika perusahaan Anda berskala besar, pastinya reputasi adalah hal yang dijunjung tinggi, bukan? Kerugian-kerugian semacam itu bisa diminimalisir sedini mungkin dengan proses screening calon karyawan.
Baca juga: 5 Pertanyaan Interview untuk Menemukan Karyawan Terbaik
-
Metode Screening Karyawan
Pada umumnya, perusahaan melihat riwayat karyawan dari CV yang dikirimkannya. Namun, hal ini saja tidak cukup. Pada CV, info yang umum tertera adalah seputar riwayat pendidikan dan pengalaman kerja, tetapi tidak reputasi buruk atau hal-hal lain yang membuat HRD bisa melihat bagaimana kepribadian asli calon karyawan tersebut. Untuk itu, Anda perlu memverifikasi data yang dikirimkan calon karyawan.
Proses verifikasi yang dilakukan bisa dilakukan dengan dua cara, yakni bertemu secara langsung maupun berbicara melalui telepon. Selain itu, Anda juga bisa menggunakan media sosial untuk melihat kesehariannya. Tak sedikit orang yang membagikan aktivitasnya melalui media sosial. Jika Anda beruntung dan menemukan calon karyawan Anda di sana, Anda bisa melihat apa saja yang di-post olehnya, apa yang disukai, serta apa yang dibagikannya. Dengan begitu, setidaknya Anda bisa mendapat gambaran seperti apa calon karyawan Anda.
-
Kapan Screening Karyawan Dilakukan?
Sreening calon karyawan tak hanya dilakukan ketika merekrut pegawai baru, namun hal ini juga tak boleh ketinggalan saat perusahaan akan mempromosikan karyawan untuk naik jabatan. HR harus memastikan bahwa karyawan tersebut tidak memilki reputasi yang buruk terkait pekerjaan yang akan digelutinya sehingga berisiko menyebabkan kerugian. Hal ini diperlukan untuk menghindari kemungkinan-kemungkinan terburuk yang akan terjadi setelah karyawan tersebut dilantik, karena tak menutup kemungkinan perpindahan jabatan dapat memicu seseorang untuk melakukan hal-hal yang selama ini belum pernah diperlihatkan olehnya.
Baca juga: 5 Metode Akurat untuk Melakukan Penilaian Kerja Karyawan
Melakukan screening calon karyawan bukanlah hal yang mudah, apa lagi jika karyawan dengan skill yang diminta perusahaan jumlahnya banyak sekali sehingga Anda harus melakukan screening satu per satu. Tapi hal itu sangatlah diperlukan untuk kebaikan perusahaan di masa mendatang.