Site icon Sleekr

Panduan Lengkap Laporan Keuangan Bisnis Baru

Saat baru saja mendirikan bisnis baru, biasanya banyak hal yang harus dilakukan sekaligus oleh pemilik bisnis. Anda dituntut untuk secara rata membagi waktu, tenaga, dan perhatian terhadap berbagai komponen. Dari sekian banyak hal tersebut, laporan keuangan bisnis merupakan salah satu yang terpenting untuk dikelola. Lebih dari sekadar pencatatan finansial, laporan keuangan menyimpan data krusial yang dapat digunakan sebagai dasar informasi akuntansi usaha mikro untuk mengambil keputusan.

Tantangan muncul jika Anda tidak memiliki background akuntansi atau keuangan sama sekali. Perasaan bingung dan clueless pun muncul. Namun, kabar baiknya Anda tetap bisa mempelajari penyusunan laporan keuangan walau tak memiliki background akuntansi sekali pun. Berikut ini panduan bagi para pebisnis baru untuk memudahkan pengelolaan akuntansi usaha mikro, khususnya laporan keuangan.

Tak harus memiliki background akuntansi untuk bisa menyusun laporan keuangan bisnis. (Source: Unsplash)

  1. Manfaat Membuat Laporan Keuangan

    Laporan keuangan dapat menjadi salah satu tolak ukur kesuksesan sebuah bisnis. Dari data finansial yang tertara, Anda bisa melihat apakah bisnis Anda mengalami keuntungan atau kerugian. Tentunya masih ada manfaat lain yang bisa Anda dapatkan dari pembuatan laporan keuangan bisnis. Berikut ini beberapa di antaranya.

    Alat pengambil keputusan ??? Setelah mengetahui kondisi finansial dari laporan keuangan bisnis, Anda pun bisa mengambil keputusan demi kemajuan bisnis UKM Anda.

    Menentukan kelayakan usaha ??? Membantu memudahkan Anda dalam mendapatkan pendanaan dari investor, pasalnya calon investor pasti akan meminta Anda untuk memperlihatkan laporan keuangan.
    Mempermudah proses pelaporan pajak ??? Pelaku bisnis diwajibkan membayar dan melaporkan pajak secara rutin, yang mana hal ini didasarkan pada laporan keuangan bisnis.

  2. 7 Jenis Laporan Transaksi Keuangan

    Pembuatan laporan keuangan bisnis bertujuan agar Anda dapat mengetahui arus kas (cash flow) bisnis Anda, mulai dari sumber pemasukan, ke mana saja uang dibelanjakan, produk mana yang paling banyak menghasilkan profit, dan sebagainya. Nah, dalam membuat laporan keuangan akuntansi usaha mikro, setidaknya ada tujuh jenis pembukuan yang harus Anda susun, yaitu:

    Buku kas ??? berfungsi mencatat keluar masuknya yang dalam satu periode dan bertujuan memberikan gambaran aktivitas bisnis dalam hal operasi, investasi, dan pendanaan.

    Buku biaya ??? untuk mencatat biaya yang Anda keluarkan selama proses produksi, mulai dair membayar gaji karyawan, tagihan listrik, sewa tempat usaha, dan sebagainya.

    Penjualan barang ??? untuk mencatat penjualan barang yang dilakukan selama periode tertentu, biasanya disertai dengan salinan faktur yang telah dibuat.

    Persediaan barang ??? pencatatan persediaan barang yang dilakukan secara rutin, baik jumlah barang hingga harga pokoknya.

    Pembelian barang ??? hanya untuk pencatatan pembelian-pembelian yang tidak dibayar secara tunai, diisi secara rutin berdasarkan faktur-faktur pembelian.

    Buku piutang ??? berisi laporan pembayaran yang belum terlunasi, memudahkan Anda untuk memonitor sudah berapa lama piutang tidak tertagih sehingga Anda bisa segera mempercepat penarikan utang.

    Buku utang ??? berisi laporan utang perusahaan yang harus dibayar pada periode tertentu kepada pihak lain.

  3. Penyusunan Transaksi Keuangan

    Memang ada tujuh jenis laporan transaksi keuangan yang harus Anda susun demi keberlangsungan bisnis. Namun, saat transaksi terjadi, idealnya Anda hanya perlu mencatatnya pada beberapa jenis pembukuan. Saat terjadi pengeluaran biaya, misalnya, Anda hanya perlu mencatatnya dalam buku kas dan buku biaya. Berikut pembagiannya untuk membuat laporan keuangan perusahaan baru:

Buku yang dilibatkan saat transaksi penjualan

Buku yang dilibatkan saat transaksi pembelian

  1. Nah, untuk bisa membuat laporan keuangan bisnis saat transaksi-transaksi tersebut, Anda harus lebih dulu menyusun neraca. Tujuannya adalah mengetahui posisi perusahaan pada periode tertentu. Idealnya, neraca terdiri dari tiga unsur, yakni harta (aset tetap dan tidak berwujud), kewajiban (utang), dan modal (selisih antara keduanya).

    Katakanlah saat ini Anda memiliki uang tunai Rp5.000.000 dengan persediaan barang senilai Rp25.000.000. Anda juga punya utang sebesar Rp10.000.000 ke beberapa pihak. Sedangkan, modal Anda adalah Rp24.000.000. Berikut neraca awal yang bisa dibuat:

  1. Diketahui bahwa Anda memiliki kondisi neraca awal yang seimbang, yakni Rp30.000.000. Setelah itu, baru Anda bisa menyusun laporan transaksi keuangan sesuai dengan situasi yang terjadi. Misalnya, Anda memiliki bisnis pakaian wanita. Pada 5 Februari 2018, Anda berhasil menjual rok bawahan, kemeja, dan kaus dengan total keseluruhan Rp10.000.000. Beberapa hari setelahnya, Anda membayar sewa bangunan sebesar Rp1.000.000 dan tagihan listrik sebesar Rp500.000. Pembukuan yang akan dipengaruhi oleh transaksi ini adalah:

  1. Menghitung Pendapatan

    Nah, jika hendak menghitung pendapatan bisnis, Anda harus menghitung harga pokok penjualan (HPP) terlebih dulu, yakni dengan rumus:

    HPP = Saldo persediaan awal + pembelian barang ??? persediaan

    Baru setelah itu Anda bisa menghitung laba bersih dan laba kotor menggunakan rumus:

    Laba kotor = Penjualan ??? HPP

    Laba bersih = Laba kotor ??? biaya

    ??

Itulah panduan singkat bagi Anda para pebisnis baru untuk menyusun laporan keuangan bisnis. Agar prosesnya lebih mudah, sebaiknya gunakan software akuntansi seperti Sleekr Accounting (Jurnal) yang dapat mengotomatisasi proses penghitungannya. Semoga ulasan tersebut dapat bermanfaat dan membantu bisnis Anda semakin maju. Good luck!