Pada tahun 2015 nanti, kaum millennial (generasi yang lahir pada tahun 1980-2000) diprediksi akan mencapai 75% dari total jumlah populasi di dunia. Mungkin memang tidak semua millennials memiliki karakter yang sama. Namun, umumnya generasi millennial memiliki karakteristik dan motivasi yang berbeda dari generasi-generasi sebelumnya dalam hal pekerjaan dan rekrutmen karyawan.
Agar dapat memaksimalkan kinerja karyawan millennial, mau tak mau Anda harus terlebih dulu memahami mereka. Dengan begitu, Anda pun bisa mengadaptasi style manajemen Anda di tempat kerja. Jadi, jika baru-baru ini Anda merekrut karyawan dari generasi millennial, berikut beberapa trik untuk menghadapi mereka.
Saat merekrut karyawan, kemungkinan besar Anda akan bertemu dengan generasi millennial. Cari tahu cara tepat untuk menghadapi mereka di tempat kerja. (Source: Pexels)
-
Jadilah Seorang Mentor, Bukan Bos
Generasi millennial tidak terlalu mendukung kebijakan otoritas berbasis struktur yang cenderung tradisional. Maka, jangan heran apabila karyawan millennial memberi respon kurang baik terhadap power atau protokol yang strict. Sebaliknya, mereka menginginkan pemimpin yang mudah didekati dan mampu membimbing mereka.
Karenanya, sejak tahap merekrut karyawan dari generasi millennial, Anda tidak seharusnya menempatkan diri sebagai role model atau menunjukkan bahwa Anda punya wewenang. Anda bisa mendapatkan respek dari karyawan millennial melalui konsistensi tindakan dan image profesional.
Baca juga: 4 Tanda Menjadi Pemimpin yang Buruk bagi Karyawan
-
Beri Kesempatan untuk Belajar dan Berkembang
Banyak yang mengatakan bahwa millennial merupakan generasi yang tidak sabaran. Hal ini karena mereka, khususnya para millennial junior yang lahir pada tahun 1990-an, tumbuh dalam budaya kesegaraan (immediacy), di mana segala sesuatunya mulai berjalan cepat. Alhasil, mereka pun selalu ???haus??? akan pengalaman-pengalaman baru dan lebih senang dengan target-target jangka pendek.
Anda bisa membantu karyawan millennial untuk terus meningkatkan kemampuan dengan memberi kesempatan belajar. Sebagai contoh, Anda dapat memberikan proyek yang berbeda kepada karyawan millennial secara rutin, misalnya tiga bulan sekali. Melalui proyek-proyek baru, tantangan yang dihadapi pun juga baru sehingga mereka bisa mengeskplor kemampuan diri.
-
Dukung Mereka untuk Bekerja dalam Tim
Berbeda dari generasi-generasi sebelumnya yang cenderung lebih suka bekerja sendiri, generasi millennial lebih terbiasa bekerja dalam kelompok atau tim. Generasi millennial percaya bahwa kerja tim mampu memberikan hasil yang lebih baik. Lebih dari itu, keberhasilan yang nanti dirasakan pun merupakan keberhasilan tim, menciptakan perasaan sense of belonging pada diri karyawan millennial. Untuk itu, misalnya setelah proses rekrutmen karyawan selesai, Anda bisa melakukan training atau mentoring karyawan millennial sebagai tim.
Baca juga: 5 Tips Lingkungan Kerja Menyenangkan bagi Karyawan
Pastikan Anda memberikan fleksibilitas jam kerja bagi karyawan millennial. Beri tahu hal ini sejak tahap rekrutmen karyawan. (Source: Pexels)
-
Keseimbangan Antara Pekerjaan dan Kehidupan Pribadi
Generasi millennial juga cukup terkenal akan kemampuan multitasking mereka. Jangan heran apabila karyawan millennial di tempat kerja Anda terlihat begitu aktif dengan segudang aktivitasnya, mulai dari bergabung dengan komunitas tertentu, mengerjakan proyek kantor>, bersosialisasi dengan teman, dan tentunya family time. Karenanya, umumnya karyawan millennial tidak suka terikat dengan jadwal kerja 8-to-5. Pastikan kebijakan di perusahaan cukup fleksibel sehingga memungkinkan karyawan millennial untuk multitasking.
-
Jangan Buat Mereka Terputus dari Teknologi
Apabila ada satu karakteristik yang paling menonjol dari generasi millennial, itu adalah ketergantungan mereka terhadap teknologi. Generasi millennial sangatlah tech-savvy. Facebook, Twitter, dan Instagram telah menjadi bagian sehari-hari dalam kehidupan mereka. Situs Forbes bahkan menyebutkan bahwa sebanyak 56% generasi Millennial akan menolak pekerjaan apabila mereka tidak diizinkan mengakses media sosial.
Oleh sebab itu, jangan melarang karyawan millennial untuk menggunakan teknologi dan media sosial. Sebaliknya, Anda justru bisa memanfaatkan hal ini untuk kemajuan perusahaan. Misalnya, Anda dapat meminta karyawan millennial untuk memberikan training tentang kemampuan teknologi kepada karyawan yang lebih tua. Gunakan pula resource berbasis teknologi dalam pekerjaan sehari-hari, misalnya seperti Sleekr HR yang dapat memberi kemudahan dalam pekerjaan administratif HRD.
Bagi yang hendak melakukan rekrutmen karyawan untuk perusahaan, kemungkinan besar akan Anda calon karyawan dari generasi millennial yang mendaftar. Pastikan Anda telah menyiapkan diri dengan mempelajari kelima trik di atas. Semoga bermanfaat!