Pemenuhan target perusahaan, baik dalam skala harian, mingguan, bulanan atau tahunan, tentu harus dilakukan. Selain demi mencapai target produksi yang ditentukan, pemenuhan target ini juga bisa meningkatkan kualitas perusahaan dalam rangka ketepatan waktu penyelesaian kerja. Tak jaran, lembur karyawan menjadi jawaban atas kebutuhan ini.
Kata lembur untuk golongan karyawan memang bukan lagi kata yang asing. Waktu kerja yang telah ditentukan dalam sehari, masih harus ditambah beberapa jam lagi agar target yang telah ditentukan dapat terpenuhi. Tak jarang hal ini memengaruhi kehidupan karyawan secara langsung. Untuk itu kemudian pemerintah memberikan aturan ketat untuk masalah lembur ini.
Perusahaan sebagai pemberi kerja kemudian harus menaati aturan yang ditetapkan pemerintah. Baik dari sosial maupun ekonomi, lembur yang dilakukan karyawan harus menepati ketentuan baku yang ada. Tujuannya jelas, agar karyawan mendapat kompensasi yang seimbang, serta hak karyawan tidak terabaikan dalam rangka memenuhi target produksi perusahaan.
Secara detail, pemerintah menetapkan beberapa hal yang harus ditaati perusahaan. Peraturan lembur ini mencakup jumlah maksimal jam lembur yang diperbolehkan, pengaturan kompensasi atau uang lembur karyawan, serta waktu lembur yang dilakukan karyawan. Setiap hal tersebut memiliki aturan baku yang harus dipenuhi, demi keseimbangan hubungan karyawan dan perusahaan.
-
Perhitungan Upah Lembur
Acuan dasar yang digunakan dalam perhitungan upah lembur adalah upah bulana karyawan yang bersangkutan. Masing-masing karyawan memiliki jumlah upah yang berbeda, dan digunakan sebagai dasar perhitungan lembur yang dilakukan. Nantinya jumah uang lembur yang diterima akan dicantumkan pada slip gaji yang diberikan bersamaan dengan upah atau gaji karyawan.
Secara sederhana, upah lembur dapat dihitung dengan mengalikan jumlah jam lembur dengan angka 1/173. Angka ini merupakan jam kerja rata-rata yang dilakukan karyawan dalam kurun waktu satu bulan. Secara rinci, perhitungan lembur dapat dilihat pada artikel terkait dalam situs ini.
-
Waktu Lembur Karyawan
Dalam perusahaan, dikenal beberapa jenis lembur. Lembur pada hari kerja, lembur pada hari libur, hingga lembur pada hari raya. Ketiga jenis lembur ini memiliki perhitungan yang berbeda-beda. Pertimbangannya adalah faktor sosial dari karyawan tersebut.
Pada lembur hari kerja, perhitungannya akan sedikit lebih rendah dibandingkan dengan lembur pada hari libur. Diasumsikan, bahwa pada hari kerja aktivitas karyawan adalah bekerja, sehingga ketika harus melakukan lembur, akan dihitung berdasarkan upah per jam kerja.
Pada hari libur dan dan hari raya, hitungan lemburnya akan berbeda. Jika dilihat per jam, maka hitungannya akan lebih tinggi dibandingkan hitungan lembur pada hari kerja. Idealnya karyawan akan memiliki waktu bersama keluarga atau urusan sosial lain ketika hari libur, maka perusahaan harus memberikan kompensasi lebih besar.
-
Jumlah Jam Maksimal Lembur Karyawan
Merujuk pada Permen KEP.102/MEN/VI/2004 Pasal 3, terdapat jumlah maksimal jam lembur yang bisa dilakukan karyawan. Tentu ini berarti baik karyawan maupun perusahaan tidak boleh melanggar ketentuan tersebut. Mungkin saja ada karyawan yang sedang membutuhkan tambahan upah, sehingga ingin mengambil lembur berlebih. Hal ini tidak diperbolehkan dan dianggap melanggar aturan tersebut.
Hal yang sama juga berlaku untuk perusahaan. Karyawan tidak boleh dipaksa bekerja lembur melebihi jam maksimal yang telah ditentukan. Pada jam kerja ideal, yakni 40 jam kerja selama satu minggu, karyawan hanya diperkenankan melakukan lembur sebanyak 3 jam perhari, atau 14 jam dalam satu minggu.
Hal ini diberlakukan, sekali lagi, dengan mempertimbangkan faktor sosial, ekonomi serta kesehatan karyawan itu sendiri. Idealnya ketika jam lembur ini ditepati, baik karyawan maupun perusahaan diharapkan bisa sama-sama mendapatkan manfaat yang maksimal.
-
Tata Cara Lembur
Sebelum meminta karyawannya untuk lembur, perusahaan harus menjalani satu prosedur tertentu. Pertama, perusahaan harus memberikan surat tertulis berisi persetujuan pada karyawan yang bersangkutan. Dokumen ini harus berisi . Nantinya dokumen ini harus ditanda tangani kedua belah pihak, sebagai bentuk persetujuan.
Pengaturan jam lembur, kemudian jadi hal yang sangat penting demi efektivitas lembur yang harus dilakukan karyawan. Perusahaan harus pandai-pandai mengatur jam lembur setiap karyawan agar kerja lembur yang dilakukan bisa optimal dan memenuhi target yang ditetapkan tanpa merugikan kedua belah pihak.
Dalam rangka pengaturan kerja lembur, perusahaan harus mengetahui secara detail data karyawan terkait jam kerja dan status jam lemburnya. Jika tidak memperhatikan data, maka lembur karyawan yang dilakukan bisa jadi menyalahi peraturan yang berlaku dan menimbulkan masalah dikemudian hari.
, sebagai salah satu software HR yang memiliki fitur perhitungan jam lembur, dapat membantu perusahaan menjadwalkan lembur karyawan yang efektif. Berbekal database valid yang dimiliki, perusahaan dapat menjadwalkan jam lembur karyawan dengan presisi. Dokumen persetujuan juga bisa dikirimkan secara online, mengingat Talenta juga memiliki fitur aplikasi komunikasi antara perusahaan dan karyawan. Segera gunakan Talenta untuk membantu mengatur jadwal lembur karyawan perusahaan. !