Siapa yang tak mengenal Google? Perusahaan raksasa yang bergerak di bidang teknologi ini memang tak kenal lelah membuat inovasi setiap harinya. Kuncinya adalah satu, produktivitas karyawan. Ya, Googler, sebutan para karyawan Google, sangat terkenal berkat etos kerja mereka yang tinggi. Dalam membangun semangat kerja yang tinggi, kegembiraan karyawan merupakan faktor utama. Berikut ini adalah cara bagaimana karyawan Google merasa selalu bahagia.
Kultur Kerja Google
Sebelum membahas bagaimana cara Google membangun suasana gembira di Mountain View, ada baiknya Anda mengetahui bagaimana kultur kerja yang diciptakan oleh Google. Ada filosofi yang dipegang kuat oleh Google dalam menciptakan kultur kerja yang baik, yakni:
???To create the happiest, most productive workplace in the world.???
Di awal perkembangannya, Larry Page dan Sergey Brin mencari organisasi yang terkenal peduli dengan orang lain, mampu mengembangkan brand berkualitas tinggi, serta mengawali inovasi yang luar biasa. Saat itulah mereka menemukan SAS Institute, perusahaan multi nasional yang terkenal sebagai perusahaan dengan tempat kerja sangat nyaman bahkan nomor satu di dunia. Hasil pertemuan Google dengan para eksekutif SAS membuat mereka sadar bahwa seseorang dapat sangat sukses dan setia dengan pekerjaannya ketika mereka merasa dinilai dan sepenuhnya didukung. Inilah yang kemudian membuat Google melengkapi tempat kerjanya dengan banyak hal menarik, desain kantor yang tak umum, serta kebebasan, fleksibilitas, dan transparansi di atas segalanya.
Membuat Karyawan Gembira Ala Google
Banyak hal yang dilakukan oleh Google dalam membuat karyawan google selalu bahagia. Berikut ini adalah beberapa hal yang dilakukan.
-
Keuntungan karyawan yang tak umum
Seperti yang dilakukan oleh perusahaan pada umumnya, Google juga memberikan keuntungan bagi karyawan seperti gaji bulanan hingga asuransi kesehatan. Namun, tak hanya itu, Google juga memberikan keuntungan yang cukup unik namun menarik untuk menjamin kesenangan karyawan. Salah satu keuntungan yang menarik adalah cuci mobil, bengkel sepeda, layanan cuci kering, gym, terapi pijat, hingga hair stylist dalam satu bangunan kantor di Mountain View. Intinya adalah menciptakan kenyamanan di kantor.
-
Menghargai pendapat karyawan
???Karyawan yang gembira adalah karyawan yang setiap ide dan pendapatnya dihargai dan didukung???
Ternyata, hal ini juga diterapkan oleh Google. Karyawan difasilitasi untuk menggunakan kanal-kanal ekspresi yang dapat dimanfaatkan untuk mengomunikasikan ide dan pemikiran mereka. Mulai dari Google+, survey, Fixits, TGIF, hingga email langsung ke pimpinan Google.
-
Transparansi adalah hal yang paling utama
Setelah meeting dengan Dewan Direktur di awal minggu setiap kuartal, Ketua Eksekutif akan membagikan materi yang sama kepada para karyawan. Materi tersebut termasuk rencana peluncuran serta rencana produk lengkap dengan OKR (tujuan tiap kuartal) sehingga setiap Googler mengerti apa yang Googler lainnya sedang kerjakan.
Salah satu cara menerapkan sistem transparansi di Perusahaan dengan baik adalah menggunakan sistem HR yang mengkoordinasikan semuanya bukan? Sleekr, adalah salah satu solusi bagi Anda untuk menerapkan sistem transparansi yang baik di perusahaan Anda. Tujuan Sleekr adalah adanya pengelolaan , dan menjadi software HR Andalan yang dicintai karyawan.
-
Kebebasan dalam bagaimana dan kapan pekerjaan dapat selesai
Satu hal yang dipegang kuat oleh Google adalah mereka bisa mendapatkan output yang luar biasa dari karyawannya dengan cara memberikan mereka kebebasan. Googler dibebaskan untuk melakukan apapun dan kapan pun saat jam kerja. Bahkan, Google memberikan 20 persen waktu bagi karyawan untuk melakukan apapun yang mereka suka. Hal ini dapat dilakukan dengan membantu proyek lain atau sekedar tidur. Selama itu etis dan tidak melanggar hukum, Google memperbolehkannya.
Itulah beberapa hal yang dilakukan oleh Google dalam menggembirakan karyawannya. Apakah Anda terinspirasi untuk melakukan hal yang sama? Yang jelas, meski bebas bekerja, Googler tetap melakukan kewajibannya karena mereka cinta pekerjaan. Akankah hal tersebut tercipta di perusahaan Anda?