Siapa yang tak suka dengan jam kerja bebas (absensi flexi-hour)? Bebas melakukan pekerjaan sesuai dengan waktu yang diinginkan membuat semuanya jadi lebih mudah. Dari situlah muncul metode absensi flexi-hour yang memastikan karyawan bekerja sesuai dengan yang diharuskan. Karyawan dan atasan pun sama-sama diuntungkan dengan sistem ini. Namun siapa sangka, ternyata ada beberapa hal yang dapat Anda jadikan pertimbangan sebelum menerapkan metode absensi flexi-hour. Simak poin-poin berikut ini:
Sebenarnya, Absensi Flexi-hour Baik atau Tidak Bagi Perusahaan?
Absensi flexi-hour bagi perusahaan
-
Keuntungan Menggunakan Metode Flexi-hour
Mendapatkan karyawan yang sesuai keinginan ??? Sebuah perusahaan yang memiliki jam kerja fleksibel biasanya menjadi salah satu pilihan utama bagi para pelamar kerja. Hal ini karena pekerja merasa diuntungkan dengan adanya jam kerja yang fleksibel. Semakin besar pelamar yang melamar di tempat bisnis Anda, maka semakin besar peluang untuk mendapatkan karyawan yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan perusahaan.
Kehidupan karyawan yang lebih seimbang ??? Membiarkan karyawan memilih jam kerjanya sendiri berarti juga membantu mendukung keseimbangan antara kerja dan kehidupan karyawan yang lebih baik. Karyawan dapat bebas ikut kelas olahraga atau sejenisnya di jam kerja normal dan tetap mampu menyelesaikan pekerjaan mereka. Dengan begitu, kualitas hidup dan pekerjaan tetap terjaga dengan baik. Menariknya, ketika orang-orang mampu menyeimbangkan kehidupan kerja dan kehidupan mereka sendiri, kualitas pekerjaan yang mereka miliki cenderung lebih baik. Ini karena setiap pekerjaan dilakukan dengan hati yang senang. Selain itu, loyalitas karyawan dapat terjaga karena mereka merasa enggan untuk meninggalkan jam kerja yang fleksibel seperti demikian.
Menghemat pengeluaran perusahaan ??? Ini yang menarik. Menerapkan metode absensi flexi-hour ternyata juga dapat menghemat biaya pengeluaran. Ini karena karyawan menggunakan sumber daya mereka sendiri, mulai dari ruang kantor hingga sumber daya yang mereka butuhkan. Ini bisa saja dilakukan ketika karyawan mengerjakan pekerjaan mereka dari rumah dan menggunakan komputer mereka sendiri. Selain itu, jam kerja yang fleksibel akan memudahkan pekerjaan yang harus dilakukan di luar jam kantor. Dengan demikian, uang lembur dapat ditekan dengan baik.
-
Antisipasi Hal-Hal Ini Sebelum Menerapkan Metode Flexi-hour
Jaga komunikasi agar tetap terjalin dengan baik ??? Jam kerja yang fleksibel tentu mengakibatkan para karyawan satu sama lain sulit berkomunikasi. Tidak adanya waktu face-to-face serta penggunaan waktu yang tentu berbeda satu sama lain membuat karyawan jadi sulit untuk menghubungi rekan kejanya. Hal ini tentu akan sangat merugikan bagi mereka yang bekerja secara tim. Selain itu, para atasan juga jadi sulit untuk mengawasi para karyawan yang bekerja di waktu yang berbeda serta lokasi yang berjauh-jauhan. Semakin banyak karyawan yang dimiliki, maka tentu semakin beragam jadwalnya. Tentu hal ini akan membuat pusing manajemen. Hal paling mudah yang dapat Anda lakukan adalah dengan menerapkan sistem absensi yang mempermudah manajemen dalam mengeloa absen.
Pastikan akuntabilitas pekerjaan pasti??? Jam kerja fleksibel sangat bergantung pada kepercayaan. Sayangnya, hal ini cenderung diremehkan oleh karyawan. Tanpa pengawasan yang baik, karyawan akan lebih memilih melakukan hal pribadi lain daripada harus bekerja untuk perusahaan. Tentu sulit untuk mengontrol tanggung jawab dari setiap karyawan. Selain itu, atasan juga akan kesulitan untuk mempertahankan hubungan mereka dengan karyawan serta membangun budaya perusahaan.
Terkadang metode??flexi-hour?? juga membuat admin HR menjadi bingung untuk mengatur manajemen HRnya bukan? Oleh karena itu dibutuhkan adanya sebuah setiap karyawan sehingga pekerjaan berjalan lebih efektif dan efisien. Penggunaan aplikasi HRIS yang tepat adalah solusi terbaiknya, . Sleekr dapat membantu manajemen HR perusahaan Anda terselesaikan dengan cepat dan efisien.
Kesimpulannya, metode absensi flexi-hour tidak selalu cocok pada semua perusahaan. Ada kalanya suatu perusahaan, seperti perbankan misalnya, tidak bisa menerapkan metode jam kerja ini karena akan lebih produktif bila memberlakukan jam kantor biasa. Oleh karenanya, perusahaan harus memerhatikan apakah penerapan jam kerja ini cocok untuk budaya perusahaan atau tidak.