{"id":4251,"date":"2017-07-31T10:30:43","date_gmt":"2017-07-31T03:30:43","guid":{"rendered":"https:\/\/sleekrwebsite.wpengine.com\/?post_type=blog&p=4251"},"modified":"2023-02-09T14:27:42","modified_gmt":"2023-02-09T07:27:42","slug":"harga-pokok-penjualan-dan-harga-jual-apakah-sama","status":"publish","type":"blog","link":"https:\/\/sleekr.co\/blog\/harga-pokok-penjualan-dan-harga-jual-apakah-sama\/","title":{"rendered":"Harga Pokok Penjualan dan Harga Jual: Apakah Sama?"},"content":{"rendered":"
Bagi yang sedang atau pernah mempelajari tentang akuntansi, Anda pasti pernah bertemu dengan istilah harga pokok penjualan dan harga jual. Karena sama-sama mengandung kata \u201cjual\u201d, banyak orang yang merasa bingung dan akhirnya menganggap keduanya sama. Padahal, harga pokok penjualan dan harga jual memiliki arti dan penghitungan yang berbeda. Berikut penjelasannya.<\/span><\/p>\n <\/p>\n Apa perbedaan antara harga pokok penjualan dan harga beli? (Source: Pixabay<\/span>)<\/em><\/p>\n Disebut juga dengan <\/span>Cost of Goods Sold <\/span><\/i>(COGS), harga pokok penjualan (HPP) mengacu pada<\/a> seluruh biaya langsung yang dikeluarkan untuk memperoleh barang atau jasa yang dijual. Umumnya, HPP mencakup biaya bahan baku<\/span><\/a>, tenaga kerja langsung, dan biaya <\/span>overhead. <\/span><\/i>Tujuan dari penghitungan HPP adalah untuk mengetahui besarnya biaya yang dikeluarkan dalam produksi barang dan jasa. HPP muncul pada laporan laba rugi sebagai komponen utama dari biaya dan memiliki beberapa komponen berikut:<\/span><\/p>\n Persediaan awal barang dagangan <\/b>\u2013 persediaan barang dagangan yang ada pada awal periode atau tahun buku berjalan.<\/span><\/p>\n Persediaan akhir barang dagangan <\/b>\u2013 persediaan barang dagangan yang terdapat pada akhir periode atau tahun buku berjalan.<\/span><\/p>\n Pembelian bersih <\/b>\u2013 seluruh pembelian barang dagangan<\/span><\/a> yang dilakukan oleh perusahaan, baik secara tunai atau kredit, ditambah dengan biaya angkut pembelian, lalu dikurangi oleh potongan pembelian atau retur pembelian.<\/span><\/p>\n<\/li>\n Untuk menentukan HPP, Anda bisa menggunakan rumus di bawah ini:<\/span><\/p>\n HPP = barang tersedia untuk dijual \u2013 persediaan akhir<\/i><\/b><\/p>\n Keterangan:<\/span><\/p>\n Contoh:<\/span><\/p>\n PT XYZ, Jakarta 1 Januari 2017 <\/span><\/p>\n – \u00a0Persediaan barang dagangan (awal)<\/span> : Rp 10.000.000<\/span><\/p>\n – \u00a0Pembelian<\/span> : Rp 50.000.000<\/span><\/p>\n – \u00a0Beban angkut pembelian<\/span> : Rp 1.000.000<\/span><\/p>\n – \u00a0Retur pembelian<\/span> : Rp 2.000.000<\/span><\/p>\n – \u00a0Potongan pembelian<\/span> : Rp 1.500.000<\/span><\/p>\n – \u00a0Persediaan barang dagangan (akhir)<\/span> : Rp 5.000.000<\/span><\/p>\n Penghitungan HPP:<\/span><\/p>\n – \u00a0Pembelian bersih = (Rp 50.000.000 + Rp 1.000.000) \u2013 (Rp2.000.000 + Rp 1.500.000)\u00a0<\/span>= Rp 47.500.000<\/span><\/p>\n – \u00a0Barang tersedia untuk dijual = Rp 10.000.000 + Rp 47.500.000 = Rp 57.500.000<\/span><\/p>\n – \u00a0Harga pokok penjualan = Rp 57.500.000 \u2013 Rp 5.000.000 = Rp 52.500.000<\/span><\/p>\n Dengan menghitung HPP, Anda bisa menentukan harga jual yang pas untuk dibebankan kepada konsumen. Di sisi lain, HPP juga dapat membantu Anda untuk mengetahui laba yang diinginkan oleh perusahaan. Jadi, jika harga jual lebih besar dari HPP, maka bisnis akan menghasilkan laba. Sebaliknya, jika harga jual lebih rendah dari HPP, maka kemungkinan besar bisnis akan mengalami kerugian.<\/span><\/p>\n Baca juga: Inilah 4 Cara Menghitung Laba Bersih Bisnis Anda<\/span><\/a><\/li>\n<\/ol>\n Harga pokok penjualan mengacu pada seluruh biaya langsung yang dikeluarkan untuk memperoleh barang atau jasa yang dijual. (Source: Pixabay<\/span>)<\/em><\/p>\n Sementara itu, harga jual merupakan besaran harga yang dibebankan kepada konsumen. Besaran harga jual didapatkan dari penghitungan biaya produksi<\/span><\/a> ditambah biaya non-produksi serta laba yang diharapkan. Nah, untuk menentukan harga jual, umumnya ada dua metode yang biasanya diterapkan, yaitu:<\/span><\/p>\n Menentukan harga biaya plus atau <\/span>cost-plus pricing method <\/span><\/i>bisa dilakukan dengan rumus berikut:<\/span><\/p>\n Harga jual = biaya total + margin<\/i><\/b><\/p>\n Sebagai contoh, anggaplah usaha tas kecil Anda mendapatkan order sebanyak 100 buah untuk souvenir pernikahan. Biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi tas tersebut diperkirakan sebanyak Rp 5.000.000. Riniciannya sebagai berikut:<\/span><\/p>\n Jika Anda menginginkan laba sebesar 10% dari biaya total, maka:<\/span><\/p>\n Harga total: biaya total + laba = Rp 5.000.000 + (10% x Rp 5.000.000) = Rp 5.500.000<\/span><\/i><\/p>\n Dengan demikian, harga setiap tas kecil yang dijual adalah sebesar Rp 55.000.<\/span><\/p>\n<\/li>\n Metode ini lebih banyak digunakan oleh pebisnis karena caranya yang cenderung lebih sederhana. <\/span>Mark up <\/span><\/i>adalah kelebihan harga jual dari harga beli. Misalnya, Anda mempunyai toko <\/span>makeup. <\/span><\/i>Anda membeli salah satu produk <\/span>makeup <\/span><\/i>seharga Rp 200.000. Karena ingin mendapatkan keuntungan sebesar Rp 50.000, Anda pun menjualnya seharga Rp 250.000 (Rp 200.000 + Rp 50.000).<\/span><\/p>\n \n<\/li>\n<\/ol>\n Apakah kini Anda sudah bisa membedakan antara harga pokok penjualan dan harga jual? Semoga ulasan di atas bisa membantu Anda memahami keduanya agar tidak lagi bingung saat membuat laporan keuangan bisnis.<\/span><\/a><\/span><\/p>\n","protected":false},"author":1,"menu_order":0,"template":"","categories":[2041],"tags":[],"acf":{"cover_blog":false,"lc_button_label":"","lc_no":"","lc_desc":""},"yoast_head":"\n\n
Harga Pokok Penjualan<\/b><\/h3>\n
Cara Menghitung Harga Pokok Penjualan<\/i><\/b><\/h4>\n
\n
\n
Harga Jual<\/b><\/h3>\n
Penetapan harga biaya plus<\/i><\/b><\/h4>\n
\n
Penetapan harga mark up<\/i><\/b><\/h4>\n