{"id":14780,"date":"2019-09-01T16:01:54","date_gmt":"2019-09-01T09:01:54","guid":{"rendered":"https:\/\/sleekrwebsite.wpengine.com\/?post_type=blog&p=14780"},"modified":"2023-01-19T10:04:56","modified_gmt":"2023-01-19T03:04:56","slug":"mengatasi-permasalahan-tingginya-tingkat-turnover-karyawan","status":"publish","type":"blog","link":"https:\/\/sleekr.co\/blog\/mengatasi-permasalahan-tingginya-tingkat-turnover-karyawan\/","title":{"rendered":"Mengatasi Permasalahan Tingginya Tingkat Turnover Karyawan"},"content":{"rendered":"
<\/p>\n
Tingkat turnover<\/em> karyawan yang terlalu tinggi merupakan masalah, baik untuk tim HR maupun bagi perusahaan. Ada banyak alasan mengapa hal tersebut menjadi hal yang merugikan. Misalnya, apabila karyawan dari suatu perusahaan banyak mengundurkan diri, maka perusahaan tersebut perlu melakukan proses rekrutmen kembali untuk mendapatkan karyawan yang baru. Hal tersebut tentu saja akan membuang-buang waktu dan biaya. Selain itu juga ada efek negatif yang harus perusahaan tanggung, mulai dari menurunnya produktivitas kerja hingga citra buruk perusahaan. Oleh karena itu, untuk mengatasi kondisi tersebut, perusahaan perlu mengetahui apa saja yang menjadi penyebab utama karyawan meninggalkan perusahaan.<\/p>\n Baca juga: Langkah Mudah Analisa Perhitungan Turnover Karyawan<\/a><\/strong><\/p>\n Berikut ini adalah beberapa alasan umum di balik tingginya tingkat turnover<\/em> karyawan yang perlu diketahui:<\/p>\n Beban pekerjaan yang sangat berat dan lebih banyak dari waktu kerja, akan membuat karyawan mudah untuk memutuskan mundur dari perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan perlu membagi rata beban kerja para karyawannya. Agar produktivitas meningkat tanpa memberatkan salah seorang atau divisi tertentu. Selain itu, sebaiknya perusahaan melakukan survei secara berkala tentang pendapat karyawan terhadap pekerjaan karyawan. Hal tersebut dapat menjadi upaya pencegahan turnover<\/em> yang cukup efektif.<\/p>\n Beberapa karyawan akan meninggalkan pekerjaannya jika mereka mendapatkan tawaran pekerjaan lain dengan gaji yang lebih tinggi. Jadi, jika ada banyak karyawan di perusahaan Anda yang mengundurkan diri, cobalah Anda segera mengecek berapa gaji yang diberikan. Bandingkan dengan kualitas dan pengalaman kerja yang karyawan miliki. Lalu, lihatlah bagaimana perusahaan lain membayar gaji karyawan dengan kapasitas tersebut. Memiliki indikator penilaian kinerja yang tepat akan menjadi kunci untuk mengatasi masalah ini.<\/p>\n Budaya kerja di perusahaan sangat berkaitan erat dengan kebahagiaan karyawan. Jika karyawan menyukai budaya perusahaan, maka mereka akan lebih produktif dan setia pada perusahaan. Sebaliknya, jika karyawan tidak menyukai budaya perusahaan, maka karyawan akan lebih mudah untuk mengundurkan diri. Oleh karena itu, menciptakan budaya kerja yang baik dan sehat tentu saja menjadi hal penting yang harus dilakukan oleh setiap perusahaan. Lakukanlah perubahan yang nyata terhadap budaya perusahaan yang buruk, hingga karyawan mengetahui betapa perusahaan ingin berubah menjadi lebih baik.<\/p>\n Jika perusahaan Anda tidak menyediakan sesuatu yang berarti bagi karyawan, tidak membuatnya berkembang, tentu bukan hal yang mustahil karyawan akan meninggalkan perusahaan Anda. Salah satu poin penting adalah meningkatnya ilmu atau kualitas diri hingga jenjang karir karyawan. Cobalah untuk mengadakan kegiatan-kegiatan yang dapat mengembangkan diri karyawan. Misalnya, workshop<\/em> atau pelatihan tentang bidang kerja karyawan. Tidak hanya bidang kerjanya, pengetahuan lain seperti les bahasa juga bisa menjadi daya tarik tersendiri di mana karyawan akan merasa dirinya menjadi lebih baik.<\/p>\n Perilaku atasan yang tidak menyenangkan bisa menjadi salah satu alasan mengapa seorang karyawan ingin pindah kerja. Perilaku atasan yang baik, sangat penting karena dapat mempengaruhi kepuasan para karyawan. Atasan yang baik seharusnya mau memberikan apresiasi dan pujian yang tulus atas kinerja setiap karyawannya. Selain itu, atasan yang baik juga harus mampu menjadi pendengar yang baik, mau mengakui kesalahan, melihat dari sudut pandang yang berbeda, dan menghargai kontribusi setiap karyawannya.<\/li>\n Perusahaan seharusnya lebih berfokus pada pemenuhan kebutuhan dan ekspektasi karyawan melalui penguatan strategi untuk mencegah tingginya tingkat turnover<\/em> karyawan<\/a>. Strategi retensi meliputi upaya yang dilakukan perusahaan untuk mempertahankan lingkungan kerja yang mendukung karyawan yang bekerja dengan nyaman di dalamnya. Kebijakan retensi yang diterapkan perusahaan biasanya ditujukan untuk memenuhi berbagai macam kebutuhan karyawan. Dengan begitu, kepuasan kerja karyawan dapat meningkat serta mengurangi biaya tambahan untuk merekrut dan melatih karyawan yang baru.<\/p>\n Baca juga: Proses Offboarding Karyawan Secara Profesional<\/a><\/strong><\/li>\n<\/ol>\n Tingginya tingkat turnover karyawan merupakan kerugian besar bagi sebuah perusahaan. Apalagi jika karyawan tersebut merupakan karyawan yang berbakat dan cukup berpengaruh bagi perusahaan. Bukan hanya kehilangan sumber daya manusia yang terbaik, tetapi perusahaan juga akan mengalami penurunan produksi dan sumber finansial. Salah satu strategi untuk mempertahankan karyawan adalah dengan memberikan gaji dan tunjangan yang kompetitif. Dengan menggunakan sistem payroll<\/em>, perhitungan dan pendistribusian gaji dapat dilakukan dengan mudah dan praktis. Anda dapat menggunakan software HR Sleekr (Talenta)<\/a><\/strong> yang memiliki fitur payroll<\/em>, lengkap dengan potongan PPh 21 karyawan, iuran BPJS, dan lainnya. Sleekr merupakan solusi yang tepat untuk manajemen HR yang terintegrasi mulai dari absensi dan cuti online<\/em>, klaim atau reimbursement<\/em>, dan masih banyak lagi. Coba demonya sekarang di sini<\/a>!<\/p>\n\n","protected":false},"author":23,"menu_order":0,"template":"","categories":[2042],"tags":[],"acf":{"cover_blog":false,"lc_button_label":"","lc_no":"","lc_desc":""},"yoast_head":"\n\n
Alasan Umum Tingginya Tingkat Turnover<\/em> Karyawan<\/h1>\n
1. Beban pekerjaan yang tidak manusiawi<\/h2>\n
2. Karyawan mendapatkan tawaran gaji yang lebih tinggi<\/h2>\n
3. Budaya perusahaan yang tidak sehat<\/h2>\n
4. Karyawan merasa tidak memiliki kesempatan berkembang<\/h2>\n
5. Karyawan tidak menyukai perilaku atasan<\/h2>\n
Strategi Mencegah Tingginya Tingkat Turnover<\/em><\/h1>\n